Swipe up untuk membaca artikel

Kodim Sragen - Pengibaran Bendera Serentak Di 80 SMA/SMK Se Kab Sragen Dalam Rangka Pemantapan Wasbang

Kodim Sragen - Pengibaran Bendera Serentak Di 80 SMA/SMK Se Kab Sragen Dalam Rangka Pemantapan Wasbang
Add caption


Senin, 10 Pebruari 2020 pukul 07.00 -  08.15 Wib di SMAN 3 Sragen Kab. Sragen  dilaksanakan  Upacara Pengibaran bendera sebagai Irup Letkol Kav. Luluk Setyanto M.P.M (Dandim 0725/Sragen), Danup Atullah Nizar (Kelas XI IPS 3 SMAN 3 Sragen) yang diikuti peserta upacara lk 1100 orang.


Hadir dalam kegiatan tersebut Sukarno S.Pd  MSi (Kepala Sekolah SMAN 3 Sragen), Letkol Kav. Luluk Setyanto M.P.M (Dandim 0725/Sragen), Kapten Cpl Petrus Catur Setyanto (Danramil 01/Sragen), Nur Hadi SH.MM (Kabid Poldagri dan Ormas Kesbangpol Sragen), Guru dan Karyawan SMAN 3 Sragen serta Siswa siswi SMAN 3 Sragen lk 1072 orang.


Dalam amanatnya  Letkol Kav. Luluk Setyanto M.P.M (Dandim 0725/Sragen) mengatakan bahwa pagi hari ini jajaran Forkopinda, SKPD juga Muspika melaksanakan kegiatan serupa di SMA/SMK sederajat di wilayah Kab. Sragen,  kegiatan ini merupakan bentuk kecintaan kita, wujud kasih sayang kita kepada generasi anak-anak muda di Kab. Sragen ini.


Menurutnya, Tujuan kegiatan ini untuk mengingatkan kembali tentang pentingnya suatu wawasan kebangsaan dan penguatan ideolodi Pancasila untuk generasi muda. Kejadian yang terjadi SMK N 2 Sragen dan SMA N 1 Gemolong merupakan bentuk ketidakpahaman tentang sesuatu hal, kita kurang memahami perbedaan itu adalah indah, perbedaan tidak harus dipertentangkan tetapi dirangkai untuk menjadi keindahan untuk saling menghormati satu dengan yang lain.


" Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar dan indah karena keberagamannya, perlu diingat dengan semangat Sumpah Pemuda dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa " ungkap Dandim Sragen. 


" Saya minta generasi Milenial di Sragen bisa memperekatkan, mempersatukan segala macam perbedaan dan keberagaman yang ada di bumi Nusantara ini, bangun semangat dimanapun kalian berada " imbuhnya.


Adapun paham fanatik yang ada kita harus menyikapi dengan dewasa dan akal pikiran yang bersih, meskipun kita memiliki keyakinan dan kepercayaan yang berbeda-beda, itu tidak usah dipermasalahkan, hormati perbedaan yang ada tidak usah memaksakan perbedaan yang ada kepada orang lain.


" Pemahaman agama yang terlalu fanatik yang tekadang menjelekan kelompok lain itulah bentuk perkembangan dari radikal kanan yang ada saat ini, kita harus hati-hati dan harus pandai memilah jangan asal saja " pungkas Luluk Setyanto.(RED)


berita tni